udahlama juga ya...gk buka blog ternyata juga udh meroket namanya.....gk tau juga harus ngepost apa ....wah jadi bungung .mungkin ini sebagian dari beberapa tugas kelas X /smk...yang memberi materi tentang sejarah indonesia .yang bertema kerajaan islam di indonesia langsung aja ya
Kerajaan Islam Di Indonesia
a. Kesultanan Samudera Pasai.
Kesultanan
Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Terletak
di muara Sungai Peusangan di pesisir timur Laut Aceh berdiri pada abad
ke-13 Masehi.
Kerajaan ini didirikan oleh Laksamana
Laut Mesir Nazimuddin Al-Kamil dari Dinasti Mamaluk. Raja pertama
kerajaan ini adalah Marah Silu dengan gelar Malik Al-Saleh (1285-1297).
Hal ini dapat diketahui dari batu nisan pada makam Malik Al-Saleh yang
berangka tahun 1297 Masehi.
Setelah meninggalnya Malik
Al-Saleh, digantikan oleh puteranya Muhammad Malik Al-Tahir yang
memerintah dari 1297 hingga 1326. Pengganti selanjutnya adalah Sultan
Ahmad dengan gelar Malik Al-Tahir. Menurut Ibnu Battuta, musafir dari
Arab menyebutkan bahwa Sultan Ahmad dan masyarakat
Samudera Pasai
taat beragama. Para pejabatnya berasal dari Persia dan Mesir. Samudera
Pasai adalah kota pelabuhan dagang penting menjadi tempat singgah
kapal-kapal dagang asing dari Cina dan India. Perdagangan, pelayaran,
dan pertanian merupakan sumber pendatan bagi Samudera Pasai dan
berkembang dengan baik sehingga memberikan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyatnya.
b. Kesultanan Demak
Kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah, seorang adipati Majapahit yang kemudian masuk Islam.
www.sabenggo.com
Awalnya
Demak adalah daerah bawahan Kerajaan Majapahit yang kemudian melepaskan
diri pada tahun 1500 Masehi. Dengan bantuan para walisongo, Raden Patah
mendirikan Kerajaan Demak. Sehingga menjadi kerajaan Islam besar di
Pulau Jawa. Wilayah kekuasaannya meliputi Jepara, Semarang, Tegal,
Palembang, pulau-pulau sekitar Kalimantan, dan Sumatra. Demak juga
menguasai pelabuhan dagang penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu,
Jaratan, dan Gresik. Kerajaan Demak berperan penting dalam proses
perkembangan Agama dan budaya Islam di Pulau Jawa. Pada masa itu Demak
menjadi pusat penyebaran Agama Islam. Para wali, selain sebagai penyebar
Islam mereka juga sebagai pensehat kerajaan Demak. Maka didirikankanlah
Mesjid Demak sebagai pusat penyebaran Agama Islam. Demak di bawah
kepemimpinan Raden Patah dengan gelar Sultan Alam Akbar berkembang
menjadi pesat karena memiliki lahan pertanian yang luas.
Jatuhnya
Malaka ke Portugis menyebabkan putusnya hubungan perdagangan Demak. Hal
itu menyebabkan kekhawatiran Demak akan ekspansi Portugis ke
daerah-daerah kekuasaan Demak yang nantinya akan mengambil alih
penguasaan perdagangan di wilayah Nusantara. Oleh karena itu, pada tahun
1513, Kerajaan Demak mengirimkan armada lautnya untuk menyerang
Portugis di Malaka. Di bawah pimpinan Pati Unus, putra Raden Patah,
Demak mengerahkan 10.000 prajurit dengan 100 buah perahu. Namun serangan
ini berhasil digagalkan Portugis. Meninggalnya Raden Patah tahun 1518
digantikan oleh putranya Pati Unus ysng terkenal dengan gelar Pangeran
Sabrang Lor. Masa pemerintahan Pati Unus tidak berlangsung lama. Tahun
1521 Pati Unus wafat.
Pangeran Trenggana menjadi Raja
Demak (1521). Di bawah kepemimpinannya kerajaan Demak berusaha
menaklukan Jawa Barat pada tahun 1522 mengirimkan pasukan di bawah
pimpinan Fatahillah untuk menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Tahun
1527 Pasukan Demak berhasil mengusir Portugis dari Banten dan Sunda
Kelapa, sehingga wilayah Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon direbut
Demak. Sultan Trenggana juga memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur. Ia
memimpin pasukan ke Jawa Timur, satu per satu wilayah Madiun, Gresik,
Tuban, dan Malang direbut. Tetapi ketika berusaha merebut daerah
Pasuruan, Sultan Trenggana gugur tahun 1546.
Setelah
gugurnya Trenggana, konflik keluarga raja Demak muncul, terjadi
perebutan kekuasaan antara Pangeran Prawata, putra Sultan Trenggana,
dengan Pangeran Sekar Seda ing Lepeng. Pangeran Sekar dapat dibunuh oleh
Pangeran Prawata. Pangeran Arya Panangsang menuntut balas terhadap
kematian ayahnya. Awalnya Pangeran Prawata berkuasa di Demak, namun ia
kemudian dibunuh Arya Panangsang, dan ia juga membunuh Pangeran Hadiri,
suami Ratu Kali Nyamat, adik Pangeran Prawata. Oleh Arya Panangsang,
Pangeran dianggap sebagai penghalangnya menjadi raja Demak. Kemudian
Arya Panangsang tampil sebagai Raja Demak.
Masa
pemerintahan Raja Arya Panangsang, Kerajaan Demak mengalami gejolak
kekacauan. Arya Panangsang yang memerintah dengan kejam banyak tidak
disukai. Pembunuhan Pangeran Hadiri, menyebabkan istrinya Ratu Kali
Nyamat mengasingkan diri dan memberontak untuk balas dendam atas
kematian
suaminya. Tindakan Kali Nyamat banyak mendapat dukungan dari para
adipati bawahan Demak. Salah satunya adalah Adipati Pajang (daerah
Boyolali), ia adalah menantu Sultan Trenggana, Pangeran Adiwijaya atau
dikenal dengan nama Jaka Tingkir. Dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan, Ki
Panjawi, dan putranya Sutawijaya.
Adiwijaya berhasil
mengalahkan Arya Panangsang. Kemudian ia naik tahta Kerajaan Demak
dengan gelar Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat kerajaan Demak ke
Pajang tahun 1568 M. Dengan pemindahan itu maka berakhirlah riwayat
Kesultanan Demak.
c. Kesultanan Mataram Islam
Pernahkah kamu jalan-jalan ke Yogyakarta? Bila pernah,
pasti kamu mengunjungi Keraton Yogyakarta. Apa kaitannya
Keraton Yogyakarta dengan Kesultanan Mataram Islam? Nah, selanjutnya mari kita ikuti uraian tentang Kesultanan Mataram
Islam.
Munculnya Kesultanan Mataram tidak lepas dari Kerajaan
Pajang,
Sultan Adiwijaya (Jaka Tingkir) memberikan hadiah tanah di daerah Kota
Gede, Mataram kepada Kyai Gede Pamanahan. Oleh Kyai Gede (Ageng)
Pamanahan, daerah itu dibangun dan kemudian berkembang maju. Ia
bercita-cita melepaskan diri dari Kerajaan Pajang, namun sebelum
cita-cita itu tercapai tahun 1575 ia wafat, kemudian digantikan oleh
putranya Sutawijaya yang berhasil lepas dari kekuasaan Kerajaan Pajang
dan mendirikan Kerajaan Mataram.
Sutawijaya dinobatkan
sebagai Adipati Mataram oleh Sultan Adiwijaya dengan gelar Senopati ing
Alaga Sayidi Panatagama, yang berarti panglima perang dan pembela agama
Islam. Di bawah kerja keras Sutawijaya, Mataram berkembang maju. Ia
menjadikan Mataram sebagai kesultanan Islam terbesar di Pulau Jawa.
Politik ekspansif Sutawijaya untuk menaklukan daerah-daerah lain
dilakukan terhadap Surabaya, tahun 1586. Surabaya dapat ditaklukkan dan
mengakui kekuasaan Mataram.
Selanjutnya Sutawijaya
merebut Madiun dan Ponorogo. Tahun 1587, Mataram berusaha merebut
Panarukan, Pasuruan dan Blambangan. Tiga daerah dapat ditaklukan, tetapi
kemudian memerdekakan diri. Tahun 1595, Sutawijaya mengalihkan politik
ekspansifnya ke Jawa Barat, dikirim pasukan Mataram untuk menaklukkan
Cirebon dan Kerajaan Galuh. Akhirnya Cirebon dan Galuh berhasil
ditaklukkan dan mengakui kekuasaan Mataram.
Politik
perluasan wilayah Mataram tidak selamanya mulus. Sutawijaya banyak
mendapat perlawanan dari daerah taklukan seperti daerah Pati dan Demak,
secara bersama-sama memberontak kepada Mataram. Gabungan pasukan Demak
dan Pati berhasil mencapai ibukota Mataram, meskipun pada akhirnya dapat
ditumpas tentara berkuda Kerajaan Mataram.
Daerah
Panarukan, Pasuruan, dan Blambangan juga ikut melepaskan diri setelah
pasukan Mataram kembali ke Mataram. Sutawijaya boleh dikatakan berhasil
meletakkan dasar-dasar Kesultanan Mataram, ia menerapkan sistem kerajaan
berdasarkan Agama Islam (teokratis). Dalam pemerintahannya, kedudukan
Sultan
memegang peranan sangat penting dan kuat. Di bidang ekonomi, ia
menjadikan Mataram sebagai kerajaan agraris maritim. Tahun 1601,
Sutawijaya wafat digantikan putranya Mas Jolang dengan gelar Panembahan
Seda ing Krapyak.
d. Kesultanan Banten
Tahun
1522 Portugis mendapat persetujuan dari Kerajaan Pajajaran
diperbolehkan membangun markas dagangnya di Sunda Kelapa. Hal ini sangat
mencemaskan Kerajaan Demak, akan bahaya dari Portugis. Maka diutuslah
misi dipimpin oleh Nasrullah atau Fatahillah, menantu Sultan Trenggana,
Raja Demak. Misi ini disertai oleh pasukan dengan tujuan agar
bandar-bandar pesisir utara Jawa Barat tidak jatuh ke tangan Portugis.
Singkatnya tahun 1527, pelabuhan Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon
berhasil dikuasai Demak.
Fatahillah sukses merebut tiga
pelabuhan itu. Kemudian tahun 1552 Fatahillah menyerahkan penguasaan
Banten kepada putranya Hasanuddin dengan Gelar Panembahan Banten.
Fatahillah sendiri pergi ke Cirebon untuk menggantikan Pangeran
Pasarean, putra Fatahillah yang berkuasa atas Cirebon. Tahun 1568
Hasanuddin memerdekakan diri, Banten lepas dari Kerajaan Demak. Ia
menobatkan dirinya menjadi raja pertama kerajaan Banten.
Maulana
Yusuf kemudian meninggal digantikan putranya Maulana Muhammad tahun
1580-1596 Masehi, dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Tetapi karena ia
masih berumur 9 tahun, pemerintahan dikendalikan oleh mangkubumi, baru
kemudian dewasa ia naik tahta. Tahun 1596, Banten melakukan usaha
penaklukan terhadap Palembang, karena kerajaan Palembang dianggap
saingan perdagangan terhadap Banten.
Pada tahun yang
sama 1596, Armada dagang Belanda dipimpin oleh Cornelis de Houtman
mendarat di Banten. Kedatangan Belanda menimbulkan keributan dan
kegaduhan di Pelabuhan Banten. Sehingga tentara Kerajaan Banten
mengusirnya dari Banten. VOC yang ingin memonopoli perdagangan berusaha
merebut Banten.
Banten mencapai puncak kejayaan
politiknya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683), ia
sangat menentang kehadiran VOC di Banten yang memonopoli perdagangan.
Banten merupakan pusat penyebaran agama Islam di wilayah barat
Indonesia. Menurutmu, faktor apa yang melatarbelakangi dan mendorong
para pedagang Belanda terlebih dahulu datang ke Kerajaan Banten?
e. Kesultanan Makassar (Goa Tallo)
Pada
abad ke-16 M berdiri beberapa kerajaan di Sulawesi Selatan, antara lain
Goa dan Talo. Kedua kerajaan ini kemudian bergabung menjadi satu dengan
nama Goa-Tallo atau yang lebih dikenal dengan nama Makassar. Ibukota
kerajaan Makassar adalah Sombaopu. Raja Goa adalah Daeng Manrabia
kemudian masuk Islam menjadi Raja Goa-Tallo dengan gelar Sultan Alaudin.
Sedangkan Raja Tallo, Karaeng Matoaya menjadi Mangkubumi dengan gelar
Sultan Abdullah. Makassar adalah kerajaan Islam pertama di Sulawesi.
Letak Makassar yang strategis pada jalur pelayaran antara Indonesia
bagian barat dan Indonesia bagian timur.
Makassar
menjadi pintu masuk menuju ke wilayah Indonesia bagian timur, pada abad
ke-16, Ternate, Tidore, dan Maluku sebagai pusat rempah-rempah. Banyak
pedagang singgah di pelabuhan Makassar sebelum melanjutkan ke Ternate,
Tidore, dan Maluku. Apalagi setelah jatuhnya Malaka ke Portugis.
Pelabuhan Makassar berkembang pesat menjadi pelabuhan perdagangan.
Tahun
1639, Sultan Alaudin wafat digantikan putranya Sultan Muhammad Said.
VOC berusaha membujuk Sultan, namun permintaan itu ditolak. Bahkan ia
mengirimkan armada lautnya ke Maluku untuk membantu lepas dari
cengkeraman VOC. Perlawanan Makassar terhadp VOC terus dilanjutkan oleh
Sultan Hasanuddin, putra dari Sultan Muhammad Said. Sultan Hasanuddin
memegang tampuk kekuasaan Makassar dari tahun 1653 hingga 1667. Pada
masa pemerintahannya, Makassar menjadi kerajaan maritim besar di wilayah
Indonesia bagian timur, wilayah kekuasaanya hingga ke Nusa Tenggara.
Sultan Hasanuddin terkenal gigih menentang monopoli perdagangan Belanda.
f. Kesultanan Ternate dan Tidore
Pada
abad ke-15 di Maluku terdapat lima kerajaan yang berkuasa, yakni
Jailolo, Ternate, Tidore, Bacan dan Obi. Semuanya adalah kerajaan Islam.
Di antara kelima kerajaan itu, kerajaan Ternate yang paling maju.
Ternate
sebagai penghasil rempah rempah, menjadikan Ternate banyak dikunjungi
pedagang. Sehingga Ternate maju menjadi pusat perdagangan di Maluku.
Kemajuan Ternate memancing kecemburuan empat kerajaan lainnya untuk
bersekutu melawan Ternate. Terjadi perang, namun berlangsung tidak lama.
Kelima kerajaan itu sepakat untuk membuat kesepakatan
bersama kerajaan mana yang lebih dulu menduduki posisi pertama dan
seterusnya. Tetapi kesepakatan ini pecah di akhir abad ke-15, karena
Ternate tampil kembali di urutan pertama selama 10 tahun. Ketika akan
dikembalikan lagi menjadi raja Ternate, Sultan Khaerun dan rakyat
Ternate menolak sultan lama. Penolakan ini menyebabkan Portugis marah
dengan siasat licik Portugis mengundang Sultan Khaerun untuk berunding
dengan Portugis namun Sultan ditangkap dan dibunuh oleh Portugis.
Pembunuhan Sultan Khaerun menyulut kemarahan rakyat Ternate, pemberontakan terjadi dipimpin oleh
putra
sulung Sultan Khairun, Baabullah. Sultan Baabullah menyerukan perang
suci terhadap Portugis, ternyata Ternate banyak mendapat dukungan dari
kerajaan-kerajaan lainnya termasuk Tidore. Perang akhirnya dimenangkan
oleh rakyat dapat mengusir Portugis dari bumi Ternate tahun 1575,
akhirnya Portugis menyingkir ke Timor Timur.
maaf untuk gambar cari yang lain .artikel msh dalam pembaruan....
Selasa, 26 Agustus 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar